Malam ini jalan trotoar kampus
kususuri, obrolan jangkrik yang entah berantah di sela rerumputan yang tak
tertangkap retina mata memekik tanpa henti, perjalanan kampus-kosan malam hari
sudah terlampau biasa kulalui, ritme yang sama berulang setiap hari, dan pun
hampir setiap jam yang sama aku hanya dilenakan oleh molekul, gen,
metabolisme,senyawa kimia,serta protein... (lagi dan lagi)
Semenjak memutuskan untuk bergabung
di riset biofarmaka, seketika dunia laga statistikaku berubah aku terlalu sibuk
mencumbu statistika! Berlebih pada paduan biofarmakologi yang akupun dibuatnya
kadang-kadang resah. Lalu ijinkan aku sejenak mendesah, sedikit merajuk karna
mungkin sedikit lelah, bukan lelah seperti kata anak muda pada umumnya, sebab
kupastikan bahwa jenis lelah ini sungguh sangatlah megah. Namun masih ada yang
membuncah, aku ingin pulang....
Aku ingin pulang, bukan karena
tembang lawas Ebiet G Ade yang sering menemani pencarian database yang kian
merabunkan. Lagi-lagi bukan lagu Ebiet G. Ade.
Aku ingin pulang, raga ini tentu
saja tak perlu memerintahkan otak menginstruksi kaki untuk melangkah ke kosan
dan tanpa perlu lagi kutuntun sepasang kaki karena sudah barang tentu ia
melihat jalan pulang yang beribu2 kali ia jajaki menuju rumah yang hanya
sepetak kamar, kusebut ia kosan. Lalu mengapa tetap saja ada gundah?
Aku ingin pulang, pada yang kusebut
ia rumah, pun yang "nantinya" kusebut ia rumah, rumah yang dalam
batas khayalpun belum sanggup aku jamah dengan desain sedemikian rupa selalu
berubah-ubah. Rumah tak kekal yang mendamaikan jiwa dan raga walau hanya sementara,
ahh aku ingin pulang menuju rumah yang kan mampu menghatarkanku ke istana-Nya.
Aku ingin pulang, walau tak kunjung
kudapati jalan pulang, walau jalan pulang masih dalam ruang abstraksi yang tak
terjewantah, lalu mungkin judul tulisan harus sedikit aku ubah, tunjukkan aku
jalan pulang....
*sedikit
tulisan yang agak tidak penting, malam hari di kota hujan*
No comments:
Post a Comment