09.30 am dia
tiba-tiba tersadar bahwa ada rutinitas yang biasanya ia lakukan di setap pukul
09.00, “sudah lewat 30 menit” kata perempuan itu terhadap temannya. Bergegaslah ia ke penampungan air, membasuh
anggota tubuh hingga diakhiri dengan membasuh kaki. Menunaikan ritual yang tidak wajib tapi
disunnahkan, shalat Dhuha.
“Allahu Akbar”
terdengar suaranya yang samar-samar,
seketika saja ia teringat suatu waktu ia menyadari bahwa ada yang aneh dari bagian
tubuhnya. Mencoba mencari asal muasal dan penyebab, akhirnya ia tiba-tiba
menyeru dalam hati “Bagaimana jika benar aku mengidap penyakit itu?” Penyakit itu tergolong salah satu penyakit
yang mematikan. Seketika perempuan itu tersontak dalam hatinya “bagaimana jika
aku pergi meninggalkan dunia ini begitu cepat?” pikiran itu menggerogoti
pikirannya ketika ia sedang beritual. Hingga akhirnya ia tersadar ia tidak
“khusyu’” menunaikan ritualnya..
“Assalamu alaikum
waahmatullah..” terdengar suara setelah kepala nya menyapa bahu kanan dan
kirinya. “Astaghfirullaah al adziimm” suaranya kembali terdengar samar namun
kali ini terdengar terisak. Pikiran yang tadi masih menggelayut, ia begitu
khawatir dengan kematian. “Ya Rabb apakah aku ini termasuk orang yang tidak
mencintaimu, karena aku masih takut akan kematian” ia lirih berbisik dengan
mukenah ungu pada tubuhnya. Kembali ia mengingat gambaran sosok kedua orang
tuanya, yang belum pernah ia banggakan, mengingat tumpukan dosa-dosa yang ia
perbuat terhadap orang tua, sesamanya, terutama terhadapNya. Ia perempuan tegar
tapi takut akan kematian.
Semakin lama bayangan kematian itu kian mendekat, ia membayangkan ketika ia mati, ia akan meninggalkan apa? Semakin terisak-isak pula suara tangisan yang terdengar. Dengan lirih ia mengadu “Ya Rabb, ampunilah dosaku, ampuni dosa kedua orang tuaku, ampunilah aku ya Rabb.. Ampunilah aku yang belum mampu mencintaiMu layaknya RasulMu mencintaiMu, ya Rabb ampunilah aku yang masih jauh dariMu, ampunilah aku yang masih takut dengan kematian, aku hanya takut Engakau tak sudi bertemu denganku ketika saat itu tiba. Aku hanya hambaMu yang tak berdaya, makhluk hina yang ingin menjumpaiMu, tapi tak punya bekal menemuimu, Ya Rabbbiiiiii ampunilah makhluk hina ini……” suaranya semakin terisak-isak, tersedu-sedu, hingga cairan hidungnya mengganggu pernafasannya.
Seusai solat duha, ia
kembali menjumpai laptop yang ia
tinggalkan 30 menit yang lalu yang masih on. Seperti biasanya teman sekamarnya
yang juga tiap hari melakukan rutinitas yang sama dengan perempuan itu beranjak
menunaikan ritual yang sama.
Beberapa menit kemudian, tiba sang teman memutar sebuah lagu sesaat setelah ritualnya selesai. Dan mengatakan kepada perempuan itu, “pernah dengar lagu ini?” Tanya sang teman itu sambil memutar lagu Avenged Sevenfold – So Far Away.. “belum” jawab perempuan itu singkat. “lagu ini tentang sesorang yang ditinggal temannya karena kematian” kata temannya tangkas. “Lalu? “ perempuan yang kian takut itu bertanya singkat. “Ia mengatakan bahwa ia akan bertemu dengan temannya setelah ia juga mati”..
Perasaan perempuan
itu kian menjadi-jadi, mengapa sesuatu yang ia takutkan tiba-tiba terlontar
dari mulut temannya. Dadanya pun kian sesak kembali membayangkan kematiannya.
Lagu
avenged
sevendfold –so far away kian terngiang-ngiang…
Perempuan
itu makin hanyut membayangkan apakah orang yang akan ditinggalkannya nanti akan
menyanyikan lagu itu untuknya, ataukah yang tersisa hanyalah kenangan yang
mudah dilupakan? Gejolak dalam jiwanya kian menjadi jadi seiring bayangan
kematian itu mendekat.
Jika
dalam lagu itu temannya mengatakan, “Sleep tight, I'm not afraid.. Cause as soon
as I'm done I'll be on my way, To live eternally”. Mengapa ia sendiri harus
takut akan kematian itu?
“Teman
bahkan jika di kemudian hari aku pergi meninggalkan kalian maukah kalian
mendoakan ku dan merasakan seperti lagu
yang terngiang itu?” gumamnya dalam hati.
Will you stay?
Will you stay
away forever?
How do I live
without the ones I love?
Time still
turns the pages of the book it's burned
Place and time
always on my mind
And the light
you left remains but it's so hard to stay
When I have so
much to say but you're so far away
I love you
You were ready
The pain is
strong and urges rise
But I'll see
you
When He lets
me
Your pain is
gone, your hands untied
So far away…
Perempuan
itu masih dalam ketakutan, ia takut ia tak pernah dicintai oleh sesamanya
ketika ia pergi, ia takut sang pemilik Jiwa tidak mencintai dirinya..
No comments:
Post a Comment